Copyright (c) 2013 carasehatalaherbal.blogspot.com - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek.

Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

WHO (Badan Kesehatan Dunia) menggolongkan hipertensi berdasarkan usia, penggolongannya adalah :
1. Kelompok usia 20-20 thn, tekanan darah > 150/90mmHg
2. Kelompok usia 30-64 thn, tekanan darah 160/95mmHg
3. Kelompok usia > 65 thn, tekanan darah > 170/95 mmHg

Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.
  • Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya sehingga karenanya disebut juga dengan hipertensi esensial. Terjadi peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sekitar 90–95% kasus tergolong hipertensi primer.
  • Hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit sistematik lain, misalnya gangguan hormon (gushing), penyempitan pembuluh darah utama ginjal (stenosis arteri renalis), akibat penyakit ginjal (glumerulonefritis), arteri, jantung dan penyakit sistematik lainnya seperti lupus nefritis atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus hipertensi sekunder.

Tanda-tanda dan Gejala Hipertensi

Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala, meskipun tekanan darah mencapai level tinggi yang membahayakan kesehatan dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Meskipun beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin mengalami “dull headaches”, pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul sampai hipertensi mencapai tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam nyawa. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.

Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan menggunakan oftalmoskop. Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi dibagi atas tingkat I-IV, walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan lainnya. Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa lama seseorang telah mengalami hipertensi.

Faktor Resiko

Tekanan darah tinggi memeliki berepa faktor risiko, antara lain:
  • Usia. Resiko tekanan darah tinggi meningkat.
  • Ras. Tekanan darah tinggi
  • Latar belakang keluarga
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Tidak aktif secara fisik. Denyut jantung orang-orang yang tidak aktif cenderung lebih tinggi. Sehingga semakin keras jantung Anda harus bekerja dengan setiap kontraksi dan semakin kuat gaya pada arteri Anda. Kekurangan aktivitas fisik juga meningkatkan risiko kelebihan berat badan.
  • Merokok
  • Terlalu banyak garam (sodium) pada diet Anda. Terlalu banyak sodium pada diet Anda dapat menyebabkan tubuh Anda menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah.
  • Terlalu sedikit potasium pada diet Anda. Pottasium membantu menyeimbangkan jumlah dari sodium di sel Anda. Jika Anda tidak mendapat potasium yang cukup pada diet Anda atau menahan potasium, Anda bias menumpuk terlalu banyak sodium di dalam darah.
  • Terlalu sedikit vitamin D di dalam darah Anda. Tidak pasti apakah memiliki terlalu sedikit vitamin D dalam diet Anda dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Vitamin D dapat mempengaruhi enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah Anda.
  • Terlalu banyak minum alkohol
  • Stres
  • Kondisi kronik tertentu. Seperti, kolestrol tinggi, diabetes, penyakit ginjal, dan “sleep apnea”.
  • Terkadang kehamilan juga berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.

Cara Mencegah Penyakit Darah Tinggi

Berikut ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan dari tekanan darah tinggi, diantaranya :

1. Menurunkan Berat Badan

Bagi yang mengalami kelebihan berat badan, hendaknya menurunkan berat badan berlebih agar risiko dari akibat hipertensi pun dapat diminimalisir.

2. Olahraga

Mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit darah tinggi atau hipetensi ini selalu disarankan untuk melakukan olahraga ringan namun rutin dilakukan untuk membantu menormalkan tekanan darah terutama untuk fungsi jantung, agar jantung selalu terlatih dan mampu memompa darah dan oksigen secara optimal dengan begitu darah tinggi dapat dikendalikan.

3. Kelola stress dengan baik

Banyak anggapan masyarakat, orang yang sering marah-marah pasti memiliki darah tinggi. Anggapn itu tidak selalu salah atau benar. Ketika tekanan darah meningkat, beberapa penderita darah tinggi mungkin akan mengalami gejolak atau perubahan emosional. Oleh karena mengelola stress dengan baik merupakan langkah terbaik dalam menghindari tekanan darah tinggi.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi di blog Sehat dengan Herbal jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :