Sarang Semut adalah satu dari banyak tumbuhan obat yang banyak tumbuh di daerah Indonesia paling barat, Papua (Irian). Myrmecodia Pendans adalah nama
latin untuk Sarang Semut. Spesies Myrmecodia ada 71 spesies namun yang
berkhasiat adalah jenis Myrmecodia Pendans dengan ukuran rata-rata
berdiameter 25 cm dan tinggi 45cm. Sarang semut tumbuh pada pohon inang
setinggi 8 meter berada 1100-2500 dari permukaan laut di pegunungan Jaya
Wijaya, dan sudah dikenal oleh masyarakat local Asia Tenggara. Semut
yang bersarang didalamnya pun bentuknya unik, berkepala merah berbadan
hitam.
Sebetulnya,
Sarang Semut tak hanya terdapat di Papua. Hanya, memang di pulau
terbesar itu, keragaman Sarang Semut memang tinggi. Ada 10 varietas
Sarang Semut yang terdapat di sana. Selain Myrmecodia pendans yang sudah
terbukti berkhasiat secara empiris, di sana juga terdapat M. jobiensis,
M. erinacea, dan M. alata.
Myrmecodia adalah keluarga tumbuhan semut yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Tumbuhan sarang semut adalah jenis tumbuhan epifit, tumbuh di cabang dan batang pohon lain yang lebih besar, namun tidak hidup secara parasit yang menghisap makanan dari inangnya, tetapi hanya sebagai tempat menempel, menumpang untuk tumbuh. Ada beragam tumbuhan epifit lainnya seperti lumut kerak, alga, lumut, anggrek, dan lain-lain.
Di alam bebas, akar-akar myrmecodia sering tumbuh bergantungan ke bawah di dahan-dahan. Tumbuhan ini menyimpan makanan dan air di dalam kaudeks (gelembung besar pada daerah batang) berwarna coklat keabu-abuan. Clypeoli dan alveoli menutupi batangnya yang tidak bercabang. Batangnya ditumbuhi duri dan daun-daun kecil. Dari alveoli, muncullah bunga-bunga putih yang tidak menariik yang dapat menyerbuki dirinya sendiri untuk menghasilkan berry berwarna orange menyala yang berisi lebih dari enam biji kecil di dalamnya. Penyebaran benih atau biji myrmecodia adalah melalui burung, yang sering menjatuhkan biji myrmecodia pada batang atau dahan pepohonan yang dihinggapinya.
Myrmecodia membentuk suatu hubungan simbiosis dengan semut dan fungi. Tumbuhan semut ini menyediakan habitat untuk koloni semut, seperti kanopi hutan yang tinggi dan melindungi semut dari para pemangsa melalui duri-duri tajamnya. Terowongan yang bertembok lembut di dalam kaudeks dengan lubang masuk internal, menyediakan rumah di atas tanah untuk koloni semut. Bangsa semut pun membantu tumbuhan itu untuk menyediakan pertahanan dan tidak mau merusak jaringan pohon yang merupakan rumahnya. Semut juga menyediakan nutrisi untuk tumbuhan dengan meninggalkan sisa-sisa makanan di terowongan di dalam kaudeks. Kelenjar-kelenjar khusus di sepanjang terowongan kemudian menyerap nutrisi yang ditinggalkan semut tadi untuk pertumbuhan sang tanaman. Hubungan simbiosis ini membuat tumbuhan mendapatkan gizi dengan efektif melalui peran semut, lebih banyak dari kemampuan akar untuk mencari makanan.
Tumbuhan berbatang gemuk ini banyak kita dapati di pohon-pohon berbatang kokoh, seperti kayu putih, cemara gunung, kaha dan pohon beech. Pohon berbatang kecil dan tidak besar jarang ditumbuhi tumbuhan sarang semut. Di hutan di mana terdapat banyak tumbuhan ini, hanya ada satu jenis semut untuk satu tanaman. Tidak ada satu tumbuhan sarang semut dihuni oleh lebih dari 1 jenis semut. Sejauh ini, hanya tiga jenis semut yang mau tinggal di dalam batang tumbuhan ini, yang berasal dari genus iridomyrmex. Penduduk asli Vietnam dan Papua New Guinea masih menggunakannya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Sarang Semut di blog Sehat dengan Herbal jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.